Selain restriksi perjalanan terkait virus, sektor ini juga berjuang keras menghadapi tekanan ekonomi karena pandemi, lonjakan harga minyak dan terganggunya rantai pasokan, sebut WTO.
Pololikashvili mendesak negara-negara agar menyelaraskan restriksi dan protokol virus karena turis “bingung dan tidak tahu bagaimana melakukan perjalanan.”
Kedatangan turis internasional “naik kembali” pada musim panas di Belahan Bumi Utara berkat meningkatnya kepercayaan diri untuk bepergian, vaksinasi yang pesat dan dilonggarkannya pembatasan masuk di banyak negara, kata badan dunia itu.
Kedatangan di beberapa pulau di Karibia dan Asia Selatan, serta di beberapa tujuan wisata di bagian selatan Eropa, mendekati, atau bahkan kadang-kadang melampaui level prapandemi pada kuartal ketiga.
Namun negara-negara lain, jarang melihat kedatangan turis sama sekali, terutama di Asia dan Pasifik, di mana kedatangan turun 95 persen dibandingkan dengan tahun 2019, karena banyak tujuan wisata tetap tertutup bagi perjalanan nonesensial.
Total 46 destinasi – 21 persen dari destinasi di seluruh dunia – sekarang ini menutup sama sekali perbatasannya bagi turis, menurut WTO.
Sementara itu, 55 lainnya menutup sebagian perbatasannya bagi pengunjung asing, dan hanya empat negara yang telah mencabut semua restriksi terkait virus – Colombia, Costa Rica, Republik Dominika dan Meksiko.
Masa depan sektor perjalanan akan menjadi fokus dalam sidang umum tahunan WTO, yang akan berlangsung hingga Jumat.
(Salman Mardira)