“Kenapa begitu? Karena nanti bisa berpotensi meledak lagi (Covid-19) menjadi gelombang ke 3, 4, 5 dan seterusnya. Apalagi diprediksi Covid-19 ini akan panjang, sehingga adaptasinya harus bagus. Di Singapura seperti itu. Pelonggaran terjadi, kemudian meledak kasusnya karena aksi ‘balas dendam’ masyarakat,” terang dr. Fajri dalam penjelasannya.
Tentunya kondisi saat ini harus menjadi perhatian bagi semua masyarakat. Bagaimana caranya untuk tetap bisa menjaga protokol kesehatan tersebut di setiap kegiatan masyarakat.
Dokter Fajri juga menjelaskan bahwa jangan ada lagi dikotomi (pembagian) antara kesehatan, kegiatan ekonomi dan sebagainya.
Baca juga: Pasien Covid-19 yang Ogah Divaksin, Wajib Membayar Tagihan Sendiri di Singapura
“Karena sesungguhnya semua itu bisa berjalan berdampingan. Tidak ada negara yang berhasil melaksanakan ini. Kita harus bisa di sini,” tuntasnya. (DRM)
(Amril Amarullah (Okezone))