Boneka-boneka itu kini ditempatkan di berbagai tempat di desa tersebut. Ada yang diposisikan memancing di pinggir sungai, ada yang di depan toko, hingga di kelas menggambarkan kegiatan belajar mengajar. Sekolah di Desa Nagoro ditutup pada 2012.
Gedung sekolah kini menjadi galeri bagi Tsukumi. Dia secara berkala mengganti model boneka yang menjadi murid dan guru. Tak hanya itu, Stukumi juga secara berkala memperbaiki boneka-boneka lama kemudian mengembalikan ke tempat semula.
Hal itu mengundang wisatawan ke Desa Nagoro. Mereka penasaran melihat desa yang dihuni boneka. Hingga 2017, dilaporkan Tsukumi sudah memajang lebih dari 350 boneka.
Dia bahkan membuat boneka dirinya. Boneka Tsukumi biasa ditempatkan di sekitar rumah, kalau tidak melihat tanaman, boneka itu biasa berada di depan penghangat ruangan.
(Salman Mardira)