Halima sendiri sempat diprediksi meninggal dunia oleh para dokter, karena kondisi tubuhnya yang tidak stabil dan amat lemah. Ia kehilangan banyak darah. Berat perut Halima saat hamil diketahui 30 kilogram.
Kader dikabarkan tidak hadir di momen persalinan itu. Ia mengalami kendala akibat pembatasan di masa pandemi Covid-19. Ia baru bisa menemui istri dan bayi-bayinya pada 9 Juli, sekitar 2 bulan pasca-melahirkan.
Berbicara pada Daily Mail, hal yang menjadi kekhawatirannya sekarang adalah masalah finansial. Sebagai pelaut di Angkatan Laut, ia hidup sederhana. Mereka tinggal di rumah kecil dengan tiga kamar tidur, yang mana artinya sekarang mesti mereka rombak rumahnya demi bisa menampung 10 anak-anaknya. Ya, sebelum melahirkan 9 bayi, pasangan yang menikah pada 2017 itu sudah dikaruniai satu orang anak perempuan bernama Souda.

"Meski begitu banyak hal yang kami khawatirkan, tapi sebisa mungkin kami membawa pikiran positif di keluarga. Kami ingin lebih fokus merawat anak-anak kami dan bisa segera membawanya pulang ke Mali. Saya juga yakin istri saya membutuhkan banyak istirahat," ungkap Kader.
Di sisi lain, Halima dan Kader merasa keberkahan yang menghampiri mereka tak putus-putus. Ya, mereka menerangkan bahwa banyak sekali orang yang memberi mereka dukungan, bahkan dari berbagai penjuru dunia.
"Kelahiran 9 bayi secara sekaligus bagi kami tidak diketahui alasannya, selain karena anugerah dari Allah SWT. Anak-anak ini adalah hadiah dari-Nya," kata Kader yang merupakan seorang Muslim yang taat.
(Martin Bagya Kertiyasa)