Alih-alih memaksa penumpang untuk membeli minuman melalui aplikasi sebagai gantinya. Pemilik maskapai, IAG, membukukan kerugian tahunan yang memecahkan rekor lebih dari 6,8 miliar pound di tahun ini karena pandemi.
Marcos yang melakukan perjalanan lebih dari 100.000 mil per tahun, menjalankan situs web ulasan perjalanan mewah dan agen perjalanan, dan mengulas pesawat serta hotel kelas satu atau bisnis.
Namun, pelancong mewah itu merasa jijik dengan makanan dalam penerbangan yang basi dan terlalu matang, serta kursi yang kotor. Marcos menyebut ini hal yang tidak dapat diterima setelah pandemi Covid-19.
Selain itu, kerangka logam kursinya terlihat melalui bantalan dan tidak dapat direbahkan sepenuhnya ke tempat tidur karena kerusakan yang nyata.
(Foto: The Luxury Travel)
Baca juga: Dipakai Melamar Kekasih, Pesawat Bawa Spanduk 'Maukah Menikah denganku' Malah Jatuh
Perjalanan itu menelan biaya sekitar Rp77 juta dan Marcos terkejut ketika maskapai menawarkan ia dan pacarnya 150 pound atau Rp2,9 juta dalam bentuk e-voucher, dan mengklaim mereka telah menangani situasi itu secara adil dan tepat, tanpa menawarkan kompensasi tambahan.
Di media sosial, Marcos menyandingkan video British Airways dengan cuplikan perjalanan first class Emirates untuk menunjukkan perbedaan kualitas, termasuk botol sampanye Dom Perignon dan kaviar.
Sebagai hasil dari pengalamannya, Marcos menyarankan orang lain untuk terbang menggunakan first class dengan maskapai yang berbeda.
British Airways meminta maaf dan mengatakan pesawat mereka menjalani perawatan rutin dan tengah menyelidiki mengapa pengalaman Marcos itu tidak mencapai standar tinggi yang biasa mereka lakukan.