Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Faktor Genetika Hanya Berpengaruh 10% Pada Kanker Ginjal, 90%-nya dari Mana?

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 01 September 2021 |14:04 WIB
Faktor Genetika Hanya Berpengaruh 10% Pada Kanker Ginjal, 90%-nya dari Mana?
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

KEBIASAAN merokok tidak bisa dipungkiri memang menimbulkan banyak masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang terjadi ketika seseorang merokok adalah kanker.

Selain merokok, obesitas dan tekanan darah tinggi memang membuat Renal Cell Carsinoma (RCC) atau karsinoma sel ginjal rusak. Akibatnya, sel tersebut akan menjadi kanker ginjal.

Dokter spesialis penyakit dalam, konsultan hematologi onkologi medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana, dr. Nadia Ayu Mulansari, Sp.PD-KHOM, menjelaskan bahwa riwayat keluarga terkena kanker ginjal, paparan di tempat kerja, seperti lingkungan dengan bahan kimia tertentu, konsumsi alkohol dan obat penghilang rasa sakit dalam jangka waktu lama juga bisa menjadi faktor risiko kanker ini.

"Faktor risiko terkena kanker hanya 5-10 persen yang diakibatkan oleh faktor genetika, sedangkan 90-95 persen lebih disebabkan oleh faktor lingkungan, maka jika mau sehat," kata dia dalam siaran pers Yayasan Kanker Indonesia (YKI),

"Berhentilah merokok dan jagalah berat badan yang ideal, jagalah tekanan darah agar tidak tinggi, konsumsi makanan yang sehat seperti buah-buahan dan sayuran, dan berolah ragalah secara teratur," tambah dia.

Kanker Ginjal

Nadia mengatakan, RCC adalah sel ganas yang tumbuh pada tubulus ginjal. Sebagai jenis kanker yang agresif, RCC dapat menyebar ke organ lainnya seperti paru-paru, hati, dan otak, sehingga sangatlah penting untuk lebih peka dalam merasakan dan mengetahui tanda dan gejalanya sejak awal.

Pada stadium dini, biasanya kanker ini tidak menimbulkan tanda atau gejala apapun dan diagnosis biasanya dicurigai berdasarkan temuan insidental, baik dengan CT, MRT ataupun biopsi.

Namun pada stadium lanjut, pasien kemungkinan dapat merasakan gangguan seperti adanya darah dalam urin, urin berwarna kemerahan, nyeri punggung bawah di satu sisi meski tidak ada cedera, terdapat benjolan di samping atau punggung bawah, sering terasa lelah dan kehilangan selera makan, berat badan turun meski tidak melakukan diet, demam yang tidak kunjung sembuh meski tidak terdapat infeksi, serta kurangnya sel darah merah atau anemia.

Dia mengingatkan Anda untuk selalu mewaspadai jika terdapat gejala seperti feses berdarah dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement