Dokter Arry mengatakan untuk menentukan seorang anak mengalami hipospadia tidaklah sederhana. Diperlukan beberapa hal yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah: panjang penis, ukuran, bentuk, kualitas lempeng saluran kemih dan derajat kelengkungan penis. Diagnostik penderita Hipospadia dapat dengan mudah ditegakkan.
“Namun demikian, Hipospadia berat dengan testis yang tidak teraba baik satu sisi maupun keduanya, atau dengan kelamin ambigu, membutuhkan pemeriksaan genetik dan endokrin segera setelah lahir untuk menyingkirkan Disorder Sexual Development (DSD),” lanjutnya.
Ia melanjutkan bahwa indikasi operasi rekonstruksi pada penderita hipospadia bertujuan untuk fungsional dan kosmetik. Fungsional, artinya diharapkan penis lurus saat ereksi dan lubang saluran kemih dibuatkan sampai mendekati ujung penis sehingga pasien bisa berkemih dengan aliran urin yang lurus ke depan saat posisi berdiri.
“Sedangkan tujuan kosmetik adalah penampilan penis seperti penis yang sudah disunat. Penting disadari oleh orang tua untuk tidak mengkhitan anak dengan Hipospadia karena kulit kulup yang ada akan digunakan untuk jaringan pembuatan saluran kemih,” tuntasnya.
(Helmi Ade Saputra)