Lalu 42,4 persen responden puskesmas dengan jumlah empat hingga enam orang. Tapi, di sisi lain sebanyak 8,7 persen masih ada puskesmas yang hanya punya tenaga vaksinator satu hingga tiga orang saja.
Dipaparkan lebih lanjut, di antara tenaga vaksinator tersebut, 88,6 persen menyebutkan seluruh tenaga vaksinator bertugas tersebut adalah staf dari puskesmas. 10,3 persen responden mengatakan sebagian dari tenaga vaksinator tersebut adalah staf puskesmas tersebut itu sendiri.
Sedangkan sebagian lagi adalah enaga tambahan yang diadakan mandiri atau diperbantukan oleh pemerintah maupun pihak lain. Untuk pembekalan, 47,3 persen responden mengaku bahwa hanya sebagian tenaga vaksinasi di puskesmas yang mendapatkan pelatihan terkait vaksinasi.
Dari hasil survei cepat di atas, memperlihatkan memang sebagian besar responden puskesmas sudah punya minimum jumlah tenaga vaksinator sesuai standar juknis Kementerian Kesehatan RI. Tapi perlu diingat, hampir 90 persen puskesmas mendayagunakan staf puskesmas untuk program vaksinasi dan hanya sedikit yang mendapatkan bantuan tenaga tambahan. Ditambah lagi, faktanya tidak seluruh tenaga vaksinator di puskesmas sudah mendapatkan pelatihan professional terkait vaksinasi Covid-19 dan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi).
(Dyah Ratna Meta Novia)