Sebanyak 184 orang ini berasal dari 149 puskesmas di 96 kabupaten/kota di 30 provinsi. Sebagian besar responden telah bekerja di puskesmas rata-rata lebih dari 3 tahun (55,5 persen). Responden paling banyak berasal dari provinsi Jawa Timur (15,8 persen), Jawa Barat (13,6 persen), Sumatera Utara (13,6 persen), Daerah Istimewa Yogyakarta (6,5 persen), dan NTB (6,5 persen).
Responden dipilih menggunakan kombinasi teknik snowballing dan convenience sampling, tautan survei dibagikan melalui media sosial dan media online lainnya dan atau hasil rekomendasi. Kriteria inklusi responden adalah seseorang yang saat ini sedang bekerja di puskesmas tempat pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan platform typeform. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner diadopsi dari rangkaian penilaian kapasitas pelayanan kesehatan dalam konteks pandemi Covid-19 dari WHO, yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan petunjuk teknis vaksinasi Covid Indonesia dan hasil dari uji validitas dan reliabilitas kuesioner lalu datanya dianalisis secara deskriptif menggunakan STATA.
Aspek pertama dari survei di atas, perihal kesiapan sumber daya manusia yang jadi pilar esensial dalam pelaksanaan vaksinasi. Mengingat, jumlah vaksinator yang cukup dan terlatih akan mempercepat peningkatan cakupan vaksinasi juga memastikan tercapainya pelayanan yang berkualitas.
Dari hasil survei yang dipaparkan di acara Diskusi Publik: "Mengoptimalkan Peran Puskesmas dalam Program Vaksinasi Nasional, Selasa (4/5/2021) ditemukan sebanyak 49 persen puskesmas sudah mempunyai tenaga vaksinator berjumlah di atas enam orang.