Sementara waktu observasi yang lebih lama yakni 30 menit diberlakukan untuk sasaran yang mengalami gejala klinis seperti reaksi yang timbul sebagai aktibat dari penyuntikan vaksin.
"Meski waktu obervasi dipersingkat, pada pelaksanaanya harus tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Apabila ditemukan reaksi alergi, harus diinformasikan kepada petugas kesehatan di kartu vaksinasi. Keluarga juga harus bantu untuk memantau," kata Asik Surya, Koordinator Substansi Imunisasi.
Dengan pemangkasan waktu observasi tersebut, diharapkan kerumunan orang di area vaksinasi pun dapat diminimalisir. Hal ini semata-mata demi memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien.
(Dyah Ratna Meta Novia)