PILOT senior Kapten Edward F. Limbong membagikan sebuah video saat penerbangan pagi. Ia hampir terhalang awan Cumulonimbus yang terkenal bahaya.
Video berdurasi sekira 22 menit berjudul "Subuh2 Dihadang Awan Cumulonimbus" ini, berlatar saat ia ingin terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang menuju Bandara Kualanamu, Medan dengan jadwal penerbangan pagi.

"Oke, good morning semuanya, selamat pagi. Pagi ini kita akan terbang ke Medan."
Baca Juga: Cerita Pramugari Dapat Perlakuan Buruk Gara-Gara Teh
Ia juga membagikan suasana di dalam kokpit ketika pesawat yang akan dioperasikan oleh rekan kopilotnya akan take off atau lepas landas dan diperdengarkan juga percakapan antara kopilot dengan petugas ATC.
"Pesawatnya bagus, cuaca di udara berawan, di Medan bagus. Sampai ketemu di atas. God bless you," ujar Kapten Limbong.
Setelah berhasil take off, ia memperlihatkan alat pendeteksi cuaca (weather radar) yang ada di kokpit dan menjelaskan, "Nah ini ya guys, pagi-pagi cuacanya begini tuh, magenta. Jadi kita mau menghindar nih."
Perlu diketahui, terdapat empat warna yang ditampilkan pada Weather Radar, di antaranya green, yellow, red, dan magenta. Warna-warna tersebut menunjukan tingkat bahaya suatu awan.
Nah, untuk warna magenta yang disebutkan oleh Kapten Limbong menunjukkan adanya awan berbahaya yang mengindikasikan pusat dari awan badai dan dapat mengakibatkan turbulensi hebat. Biasanya juga, warna magenta mengindikasikan di depan pesawat ada awan Cumulonimbus (Cb) dan sebaiknya dihindari.
Akhirnya, pesawat tersebut berhasil menghindari awan Cumulonimbus dan mendarat dengan selamat di Bandara Kualanamu, Medan.
"Oke, guys. Selamat datang di Medan, Kualanamu. God bless you," tutup Kapten Limbong.
(Dewi Kurniasari)