Dengan keadaan seperti itu, seorang penduduk lama dan ahli strategi, Chung Seto, bertanya-tanya bagaimana bisa restoran tetap buka. Setelahnya, Mock bekerja sama dengan Seto dan Joanne Kwong dari Pearl River Mart serta Chinese Consolidated Benevolent Association, The Chinese Chamber of Commerce, Send Chinatown Love dan UDO untuk menerangi Chinatown.
Setiap lentera yang berlapis nilon dan tahan cuaca dirancang dan dipersonalisasi secara individual. Kwong mengawasi desain setiap lentera dan pertama-pertama memutuskan bahwa skema warna perlu memberikan faktor “wow” dan menandakan kegembiraan serta harapan bagi banyak orang.
Warna yang dipilih adalah emas dan jingga untuk menunjukkan kehangatan dan kecerahan, serta merah jambu dan ungu untuk menambah rasa yang menyenangkan. Secara keseluruhan, efeknya hampir terlihat tropis.
Terdapat nama dan kaligrafi China yang diberikan Pusat Kebudayaan Cina New York pada setiap lampion. Sementara seniman Think!Chinatown melukis apapun yang mereka inginkan dalam tiga warna cat. Gambar-gambarnya berupa kartun, wajah emoji, cetakan tangan, bunga, dan sebagainya. Masing-masing dari seniman itu menyumbangkan sebanyak 15 lentera.
Baca Juga: Geblek Menoreh View, Angkringan Kekinian Bernuansa Sawah nan Asri
“Saya suka bagaimana hasilnya. Kesederhanaan dan makna karakter, ditambah kegembiraan dari seniman lokal muda berbakat, pada palet warna yang tidak terduga, semuanya dipersonalisasi dengan nama orang yang mendukung inisiatif ini. Bertahanlah di sana, dunia masih indah. Selamat menikmati harapan baik dari kami semua di Chinatown yang semoga akan membawa senyum di wajah Anda,” kata Kwong dikutip Okezone dari TimeOut.
Lampion batch pertama digantung di Mott Street pada bulan Desember lalu dan meskipun butuh waktu berjam-jam untuk memasangnya, hasilnya terlihat tidak nyata, menurut Wendy He dari Send Chinatown Love, sebuah organisasi yang bekerja untuk mendukung Chinatown.
Penyelenggara berencana terus melanjutkan penggalangan dana untuk gelombang berikutnya di Bayard Street dan menerangi setiap blok lingkungan secara permanen.
(Dewi Kurniasari)