"Dari semua itu, ternyata menstruasi yang tidak teratur bukan sekadar soal sindrom ovarium polikistik atau kondisi ginekologi atau endokrin lain," kata penulis studi, Dr Jorge E. Chavarro, pada New York Times.
Baca juga: Viral Seorang Pria Gagal Nikah, Calon Istri Malah Kabur dengan Mantannya
Kesimpulan dari studi ini dikatakan adalah para peneliti mendesak dokter perawatan primer mempertimbangkan karakteristik siklus menstruasi pasien sebagai indikator status kesehatan yang signifikan.
(Dyah Ratna Meta Novia)