Sementara itu, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim, menjelaskan, situasi pandemi tidak saja berdampak pada jumlah peserta namun juga mengubah komposisi jenis perusahaan yang lolos pada tahap Demoday.
Bila pada empat tahun penyelenggaraan sebelumnya FSI lebih diminati jenis perusahaan food manufacture, tahun ini komposisinya hampir berimbang antara food manufacture dan food service yaitu 57%:43%.
Pada pelaksanaan FSI tahun ini pengajuan pendanaan dari food service lebih besar dibanding mfood manufacture. Total pengajuan pendanaan dari food service sebesar Rp66 miliar, sementara food manufacture sejumlah Rp47 miliar.
“Sedangkan pada aspek jenis pendanaan yang dibutuhkan, panitia FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX mengidentifikasi ke dalam lima sumber yaitu bank, equity, fintech, profit sharing, dan lembaga pinjaman lainnya. Sumber pendanaan dari bank dan equity paling diminati oleh masing-masing perusahaan baik food manufacture dan food service," jelas Hanifah.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio optimis bahwa penyelenggaraan kegiatan ini dapat membangkitkan sektor kuliner Indonesia, meski kini dunia tengah dilanda pandemi Covid-19.
“Kami harap ini dapat membantu pelaku ekraf kuliner untuk bangkit dan produktif kembali. Sehingga usaha kuliner mereka bisa berkembang dan potensi yang ada tergarap optimal,” ujar Wishnutama.
(Dewi Kurniasari)