SEKTOR ekonomi dan kreatif Indonesia digadang-gadang mempunya potensi besar menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan. Termasuk sektor kuliner yang terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan, dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang dikelola kementerian, subsektor kuliner menjadi salah satu primadona bagi pelaku usaha maupun konsumen.
Data 2017 mencatat, subsektor kuliner mampu memberikan kontribusi sebesar 41 persen dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sektor ini juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar hingga 8,8 juta orang dan 5,5 juta pelaku industri kuliner sampai 2019.
Melihat potensi tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus melakukan berbagai upaya guna mengembangkan industri ekonomi kreatif, khususnya sektor kuliner. Salah satu upaya yang tengah dilakukan saat ini adalah mendukung gelaran FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX yang akan digelar di Bali pada Oktober 2020 mendatang.
FSI MMXX merupakan program yang bertujuan memberikan pendampingan dan akses pembiayaan kepada pelaku kuliner tanah air berbasis teknologi informasi. Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo mengatakan, ada 100 finalis yang berhak tampil dalam sesi Demoday pada puncak FSI Oktober nanti.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Komodo yang Harus Traveller Ketahui, Nomor Terakhir Khusus Wanita

“Peserta Demoday berkesempatan mengikuti direct mentoring, business coaching, mendapat akses permodalan, sekaligus akses pemasaran. Bagi peserta FSI, pelaksanaan Demoday saat pandemi ini merupakan tahapan yang sangat dinantikan sebagai ajang unjuk diri untuk memperoleh peluang suntikan pendanaan,” ujar Fadjar Hutomo seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Okezone, Selasa (8/9/2020).
Secara demografi, 100 finalis FSI MMXX berasal dari 17 provinsi dengan dominasi masih berasal dari provinsi di Pulau Jawa. Lima provinsi terbanyak yaitu Jawa Barat (22 finalis), Jawa Timur (19), DKI Jakarta (18), Banten (12) dan Jawa Tengah (9). Sementara bila dilihat berdasarkan gender, perbandingan antara pria dan wanita yaitu 57:43.
"Angka ini membuktikan bahwa tidak ada dominasi yang terlalu besar antara pelaku sektor kuliner ditinjau dari jenis kelamin," ungkap Fadjar.