Memang masyarakat kejawen meyakini bahwa musibah dan bencana dapat ditolak dengan cara melakukan ritual tertentu di bulan suro. Karena itulah kemudian dikenal beberapa tradisi malam satu suro seperti ruwatan untuk buang sial.
Selain dipercaya sebagai hari lebarannya makhluk gaib, malam satu suro juga dipercaya sebagai hari kembalinya arwah leluhur ke rumah.
Sebagian masyarakat Jawa pada masa lalu lebih sakral lagi dalam menanggapi datangnya pergantian tahun Hijriah. Banyak di antara mereka yang meyakini bahwa di malam satu suro, arwah leluhur yang telah meninggal dunia akan kembali dan mendatangi keluarganya di rumah.
(Martin Bagya Kertiyasa)