Sejak itu, Hana mesti menjalani perawatan intensif. Dokter memutuskan agar Hana dirawat inap di ruang isolasi. Namun, karena masalah biaya, Hana memutuskan untuk kembali ke rumah.
Pada 2 Agustus, Hana memutuskan untuk datang ke Puskesmas untuk swab. Tidak hanya itu, pada 3 Agustus, Hana menjalani tes pengambilan darah di Puskemas karena dia tak merasa membaik sama sekali. "Sekali lagi, hasilnya masih non-reaktif," ungkapnya.
Karena tak kunjung sembuh, Hana dirujuk ke RSUD di Jakarta Pusat. Karena kondisinya sudah cukup parah, pihak rumah sakit menempatkan Hana di ruang ICU, tinggal bersama dengan lebih dari 10 pasien dengan kondisi kritis.
Di ruang ICU, kondisi Hana batuk parah, demam sampai 40 derajat celsius, dan sesak napas. Karena ada kondisi sesak, pihak rumah sakit memutuskan untuk menambahkan selang oksigen ke Hana. "Hari berikutnya Alhamdulillah bisa dipindah ke ruang rawat di bangsal suspect Covid-19. Di situ, kondisi masih demam tinggi dan masih dibantu selang oksigen," ceritanya.