Fasli menambahkan, bagian terpenting dalam pembentukan karakter ini adalah memulainya sejak di bangku PAUD dan Sekolah Dasar (SD). Banyak orangtua yang terkadang menyekolahkan anaknya di PAUD atau SD, tapi justru menelantarkan pembangunan karakter mereka.
"Padahal karakter itu menjadi fondasi utama dalam kehidupan mereka kelak, apakah ke depannya mereka akan memiliki karakter seperti batu cadas, kayu, atau justru pasir yang dapat hilang begitu saja. Oleh karena itu, kita memerlukan komunitas yang saling bahu membahu, dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat," papar Fasli.
"Kita harus bisa memberikan contoh-contoh. Dan ketika keteladanan ini mereka lihat dengan baik, mereka akan mulai menginternalisasikan dan akhirnya terbiasa," tutupnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)