Para ilmuwan di Thailand mengatakan mereka mengidentifikasi kasus pertama seseorang meninggal akibat COVID-19 yang diduga ditularkan dari jenazah. Kasus ini dilaporkan dalam Journal of Forensic and Legal Medicine.
Laporan itu ditulis oleh Won Sriwijitalai dari Pusat Medis RVT di Bangkok, Thailand dan Viroj Wiwanitkit dari Universitas Medis Hainan di Haikou, China. Tampaknya ini adalah kasus penularan pertama dari mayat kepada orang yang masih hidup di negara mana pun. Para penulis mengidentifikasi korban adalah petugas forensik di Bangkok.
Para ilmuwan di Thailand tidak yakin berapa lama virus corona bertahan dalam tubuh setelah kematian. Dalam laporan tersebut dituliskan, di Thailand tidak secara rutin memeriksa tubuh pasien COVID-19 setelah mereka meninggal. Hal ini membuat para ilmuwan sulit mendapatkan gambaran yang jelas tentang situasi tersebut.
"Saat ini, tidak ada data tentang jumlah pasti mayat yang terkontaminasi COVID-19, karena itu bukan praktik rutin untuk memeriksa COVID-19 pada mayat di Thailand," tulis para penulis yang dikutip Okezone dari Business Insider, Rabu (15/4/2020).
Para penulis mengatakan, tidak mungkin bagi petugas forensik memiliki kontak dengan pasien COVID-19 yang masih hidup. "Kemungkinannya rendah bagi para profesional kedokteran forensik melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi, tetapi mereka dapat melakukan kontak dengan sampel dan mayat biologis," kata penulis.
Karenanya, para penulis mengatakan, petugas forensik harus mengenakan alat pelindung termasuk pakaian pelindung, sarung tangan, kacamata, topi dan penutup wajah. Selain itu, para penulis juga menyarankan petugas forensik harus menjalankan protokol disinfektan yang sama dengan petugas kesehatan di garis depan.