Berdasarkan tes laboratorium, ditemukan bahwa para babi tersebut mati karena terjangkit kolera. Namun para pejabat setempat sedang menguji apakah ada babi yang mati terinfeksi Demam Babi Afrika.
Meski membunuh ribuan ekor babi, namun penyakit ini diyakini tidak berisiko bagi manusia. Kasus kematian babi secara massal ini bukanlah pertama kali terjadi. Wabah kolera babi juga pernah menyerang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2017 silam.
Insiden tersebut telah menewaskan lebih dari 10 ribu ekor babi. Kemudian menyebabkan kerugian finansial, yang sangat berdampak bagi para petani lokal.
(Dewi Kurniasari)