Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tangani Wabah Demam Babi Afrika di Sumut, Kementan Kerahkan Tim Gerak Cepat

Dimas Andhika Fikri , Jurnalis-Minggu, 29 Desember 2019 |09:55 WIB
Tangani Wabah Demam Babi Afrika di Sumut, Kementan Kerahkan Tim Gerak Cepat
Kementan kerahkan tim gerak cepat tangani wabah demam babi afrika (Foto : Kementan)
A
A
A

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi telah menyatakan bahwa isu virus kolera atau Demam Babi Afrika sudah menjadi musibah nasional. Hal ini menyusul matinya 34 ribu ekor babi di beberapa daerah di Sumatera Utara.

Menanggapi isu tersebut, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menyampaikan bahwa Posko Darurat dan Tim Gerak Cepat telah bergerak dalam penanganan kasus Demam Babi Afrika atau lebih dikenal dengan African Swine Fever (ASF).

"Posko darurat telah dibentuk di semua tingkatan mulai dari Pusat, provinsi, kabupaten/kota, bahkan tingkat kecamatan. Saat ini jumlah posko di tingkat kecamatan sudah berjumlah 102 posko, hampir sesuai dengan jumlah kecamatan tertular" jelas Ketut, seperti dikutip dari siaran pers  yang diterima Okezone, Sabtu 28 Desember 2019.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah mengumumkan adanya kejadian penyakit ASF di Sumut melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No. 820/Kpts/PK.32/M/12/2019 tentang Pernyataan Wabah Penyakit demam babi Afrika (African Swine Fever/ ASF) pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 12 Desember 2019. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa penyebab utama kematian babi di Sumut disebabkan oleh ASF.

Demam Babi

Ketut menyampaikan bahwa pengendalian ASF di Sumut telah dilakukan secara terintegrasi oleh Tim Gabungan antar instansi daerah yang melibatkan unsur Tim Gerak Cepat (TGC) Ditjen PKH, Balai Veteriner Medan, serta Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi bersama Dinas PU, Dinas Kesehatan dan juga Kepolisian.

"Salah satu permasalahan yang ditangani bersama TGC dengan kepolisian adalah penanganan bangkai babi yang dibuang ke sungai. Hal ini terjadi pada awal-awal kasus kematian babi di Sumut bulan Oktober 2019", ungkapnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement