INDONESIA tengah dihebohkan dengan wabah mematikan yang menyerang ribuan babi milik warga. Lebih dari 27 ribu babi dikabarkan mati akibat epidemi babi kolera. Sementara ribuan babi lainnya juga berisiko terkena penyakit mematikan ini.
Menurut seorang pejabat kesejahteraan hewan, ribuan babi telah mati yang berasal lebih dari 12 kabupaten di seluruh Sumatera Utara. Kejadian ini sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir dan angka kematian babi pun terus meningkat.
“Setiap hari sekira seribu hingga 2.000 babi mati. Angka ini cukup tinggi,” terang Kepala Kantor Dokter Hewan di Medan, Agustia, dilansir Okezone dari Dailymail, Minggu (15/12/2019).
Namun perlu diingat, bahwa jumlah kematian babi saat ini adalah sebagian kecil dari total 1,2 juta babi yang ada di Sumatera Utara. Sebagaimana diketahui, wilayah ini didominasi oleh masyarakat non muslim sehingga permintaan daging babi merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat lokal.
Bulan lalu, lebih dari 1.000 babi yang terjangkit kolera dikuburkan secara massal di provinsi itu. Metode ini ini diambil karena bangkai dari para babi itu telah membusuk sengaja dibuang begitu saja di saluran air setempat. Pihak kepolisian pun tengah berusaha mencari pelaku tak bertanggung jawab yang membuangnya.
Berdasarkan tes laboratorium, ditemukan bahwa para babi tersebut mati karena terjangkit kolera. Namun para pejabat setempat sedang menguji apakah ada babi yang mati terinfeksi Demam Babi Afrika.
Meski membunuh ribuan ekor babi, namun penyakit ini diyakini tidak berisiko bagi manusia. Kasus kematian babi secara massal ini bukanlah pertama kali terjadi. Wabah kolera babi juga pernah menyerang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2017 silam.
Insiden tersebut telah menewaskan lebih dari 10 ribu ekor babi. Kemudian menyebabkan kerugian finansial, yang sangat berdampak bagi para petani lokal.
(Dewi Kurniasari)