Sebuah tes tambahan mengungkapkan remaja itu mengalami kerusakan pada saraf optiknya, dengan kadar tembaga dan vitamin D yang sangat rendah.
Ketika dokter menanyakan kebiasaan makannya, ia mengungkapkan bahwa sejak sekolah dasar hanya mengonsumsi kentang goreng, keripik, roti putih, dan daging olahan.
Ia pun akhirnya didiagnosis mengalami neuropati optik gizi akibat kekurangan gizi. Hilangnya penglihatan dari neuropati optik gizi sebetulnya berpotensi untuk disembuhkan bila diketahui lebih dini. Namun, kondisi remaja itu sudah sangat parah sehingga penglihatannya menjadi buta permanen.