2. Ajari anak untuk menghargai perbedaan
Bullying kadang terjadi karena adanya perbedaan. Agar anak tidak membully temannya yang berbeda, ia harus memahami perbedaan dan belajar untuk menghargai orang lain.
Ajari si kecil bahwa mengejek seseorang, baik itu karena penampilan, kondisi fisik, atau status ekonomi, merupakan tindakan yang buruk.
Anda mungkin perlu mengajak anak mendatangi panti asuhan atau komunitas anak berkebutuhan khusus agar ia bisa berinteraksi secara langsung dengan anak-anak yang berbeda. Dengan begitu, ia bisa lebih berempati kepada mereka yang berbeda.
Jangan ragu untuk menanyakan bagaimana interaksi anak dengan temannya pada guru di sekolah. Dengan begitu, Anda bisa memantau perilaku anak ketika ia berada di luar jangkauan Anda.
3. Kembangkan empati
Mengasah empati bisa menjadi tameng pada anak agar tidak membully temannya. Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami emosi dari perasaan orang tersebut. Jika memahaminya, tentu tentu anak tidak mau menyakiti orang lain.
Anda bisa mengembangkan empati anak dengan berbagai cara, seperti mengajarinya untuk berdonasi kepada korban bencana atau memelihara hewan peliharaan.
4. Jadilah contoh
Anak menjadi cermin dari orangtuanya. Maksudnya, perilaku yang dilakukan orangtua biasanya akan diikuti oleh anak-anaknya. Untuk itu, Anda perlu menjadikan diri sendiri sebagai panutan.
Misalnya, jangan menanggapi suatu masalah dengan kekerasan atau sikap agresif. Saat anak berbuat salah, pilihlah langkah untuk tidak memberikannya hukuman fisik, seperti memukul, menampar, mengurungnya dalam waktu lama.
Jangan pula berteriak-teriak atau membandingkan anak dengan orang lain. Tindakan tersebut dapat membuat anak menjadi agresif karena kesulitan mengelola emosinya.
Sebaliknya, Anda perlu menghadapi anak dengan tenang dan tahu cara tepat untuk mendisiplinkannya agar anak bisa mengelola emosi dan tidak membully temannya. Contoh, menerapkan metode time out pada anak usia prasekolah.