Pada kasus istri atau perempuan bucin yang mementingkan kesetiaan dan korban perselingkuhan, dapat mengalami konflik antara tetap bertahan dalam perkawinan karena masih mencintai suami dan anak-anak atau mereka ingin segera bercerai karena perbuatan suami telah melanggar prinsip utama perkawinan mereka (Snyder, Baucom, & Gordon, 2008).
Konflik ini pun pada akhirnya dapat meningkatkan stres yang ada sehingga mengacu pada depresi. Nah, agar stres tidak berkepanjangan dan menjadi depresi, Psikolog Diana coba menjelaskan ada beberapa hal yang bisa dilakukan ketika menghadapi perselingkuhan, yaitu
1. Sadari dan terima masalah
Dengan menyadari dan tidak mengelak atau menolak masalah, solusi selanjutnya akan lebih mudah ditemukan agar stres yang ada tidak berkepanjangan.
2. Tenangkan diri
Tenangkan diri dengan beribadah, meditasi, relaksasi, mengungkapkan perasaan dengan bercerita pada orangtua atau teman yang tepat, atau pun melakukan hobi seperti traveling, menulis, melukis, dan olahraga agar tidak terbawa dan berlarut-larut dalam emosi negatif dan mampu memikirkan solusi selanjutnya serta dapat mengambil keputusan yang tepat atas perselingkuhan yang terjadi
3. Dapatkan social support
Pertemanan yang terjalin dan masukan-masukan yang didapat dari lingkungan bisa memberi kekuatan untuk bangkit dan lepas dari stres negatif.

4. Maafkan dan jangan dendam pada pasangan
Sulit memang memaafkan pasangan yang telah menyakiti dan membuat kecewa. Namun dengan memaafkan, sesungguhnya telah menolong diri sendiri dengan melepaskan emosi-emosi negatif yang berperan pada stres yang negatif. Pemaafan dilakukan dengan pemahaman atas perilaku para pelaku, empati terhadap orang-orang yang mereka sakiti, ekspresi spt penyesalan dan penyesalan (Worthington, 2005).
5. Mengikuti konseling
Jika dirasa diri tidak mampu melakukan coping, maka ada baiknya mengikuti konseling dengan psikolog yang akan membantu menurunkan atau bahkan melepaskan stres negatif yang ada.
(Martin Bagya Kertiyasa)