MEMBACA cuitan netizen di media sosial akan membuat Anda sadar kalau urusan cinta sekarang ini tidak lagi semudah nenek moyang menjodohkan anaknya dengan seseorang yang dianggap layak. Cinta di era sekarang lebih kompleks dan masalah yang terjadi pun tak bisa dianggap candaan anak ingusan.
Beberapa kasus memperlihatkan di mana cinta sekarang itu menjadi hal yang krusial. Pacar Anda rela membunuh Anda jika Anda ketahuan selingkuh, atau pacar Anda rela bunuh diri karena cinta tak bisa diteruskan. Depresi menjadi dampak yang dikhawatirkan di kisah percintaan milenial.
Masalah seperti stres karena ditinggal saat sedang sayang-sayangnya juga semakin banyak dialami milenial. Anda mungkin juga tidak asimg dengan kalimat itu dan siapa sangka kalau itu benar terjadi dan beberapa di antara mereka yang mengalaminya sampai mengalami stres hingga depresi.
Lantas, kenapa hal ini bisa terjadi? Bisakah seseorang terlepas dari dampak merugikan ini jika mereka mengalami kasus yang sama? Psikolog Diana Rohayati coba mengupas tuntas fenomena yang sekarang ini banyak dialami para bucin atau budak cinta.
Baca Juga: Pangeran Harry Marah Dengar Ucapan William Tentang Meghan Markle, Kenapa Ya?
Menurutnya, sesuai dengan teori hirarki kebutuhan Maslow, setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman, tiap manusia memiliki kebutuhan kasih sayang yang meliputi mencintai dan dicintai. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan berteman, menjalin hubungan dekat, dan pernikahan.
Ketika dalam pernikahan terjadi perselingkuhan, dengan hadirnya orang ketiga, dalam hal ini pria atau perempuan lain, tentu kebutuhan kasih sayang yang sudah didapat ini menjadi terancam hilang karena beralih pada pihak lain tersebut.
Kasih sayang yang sudah diberi dengan tulus namun tidak lagi mendapat balasan kasih sayang dari pasangan menyebabkan kondisi yang tidak nyaman, kecewa, dan adanya usaha-usaha untuk tidak memenuhi kebutuhan tersebut lagi dengan berbagai cara.
"Kondisi ini dapat membuat korban perselingkuhan merasa tertekan, belum lagi jika turut dipersalahkan menjadi penyebab perselingkuhan karena salah satu pihak kurang bisa menimbulkan kepuasan dalam perkawinan sehingga pasangan mencari dari pria atau perempuan lain. Keadaan tertekan spt itu menyebabkan terjadinya stres," tegas Psikolog Diana kepada Okezone.
Stres yang dirasakan tersebut dapat menjadi semakin parah atau tidak tergantung dari usaha individu menghadapi sumber stres yang dalam hal ini adalah perselingkuhan atau memang ditinggalkan tanpa alasan jelas padahal kondisi Anda dan pasangan sepertinya sedang sayang-sayangnya.
Baca Juga: Ada Suara Anak Ayam di Malam Hari? Mungkin Itu Salah Satu Tanda Kuntilanak Lewat!

Dalam teori penilaian kognitif tentang stres, ada dua tahap penilaian yang dilakukan oleh manusia ketika sedang mengalami stres, menurut Lazarus dan Folkman (1984), yaitu primary appraisal dan secondary appraisal.
Penilaian tahap awal (primary appraisal) yang dilakukan oleh individu pada saat mulai mengalami suatu peristiwa dibagi dalam tiga tahap, yaitu irrelevant, benign-positive, dan stressful.
Perselingkuhan dapat menimbulkan stressful ketika individu tidak lagi memiliki kemampuan secara personal untuk menghadapinya. Sebagai akibatnya individu akan mengalami harmful, threatening, dan challenging.