"Capsaicin menempel pada reseptor pada indera perasa yang mendeteksi suhu dan mengirimkan sinyal panas dan pedas ke otak," jelas Bazilian yang juga merupakan penulis buku Eat Clean, Stay Lean.
Lebih lanjut, Bazilian menjelaskan, jumlah atau tingkat panas pada cabai juga dipengaruhi tingkat capsaicin yang dikandungnya. Untuk mengetahui seberapa pedas jenis cabai tertentu, penikmat makanan pedas dapat merujuk pada daftar Scoville yang mengurutkan tingkat kepedasan sesuai dengan jumlah capsaicin. Menurut daftar tersebut, Trinidad scorpion lah yang dianggap sebagai cabai paling pedas.
Terkait isu bahaya mengonsumsi cabai atau makanan pedas, Bazilian mengatakan bahwa isu ini hanya satu dari sekian banyak mitos yang berkembang di masyarakat. Namun, bukan berarti tidak ada bahaya yang terkait ketika menyantap makanan itu hingga mulut terasa berapi-api. Mengapa? Ketika seseorang menyantap cabai atau paprika yang sangat panas, otak akan menerima sinyal 'rasa sakit' yang dapat menyebabkan sakit perut, mual, atau muntah.
Perut akan bereaksi seolah-olah Anda telah mengonsumsi zat beracun, dan cenderung bekerja keras untuk melepaskan apapun zat atau senyawa yang baru saja masuk ke dalam tubuh.
Baca Juga: Asik Bermain Smartphone, Pria Ini Diazab sang Istri