Lantas, apa sebetulnya yang mendasari seseorang dengan ekonomi sudah sangat cukup tapi tetap tergiur korupsi? Dia menyebut dua faktor utama mengapa seseorang korupsi, yakni rendahnya nilai moral dan agama. Tapi, lingkungan juga memegang peranan dalam menciptakan kultur seseorang melakukan korupsi.
"Jadi, dengan siapa dia berinteraksi dan bagaimana peran orang-orang yang berada di sekelilingnya menjadi penting, apakah seseorang itu dikelilingi orang-orang baik atau tidak," ujarnya.
Padahal, secara kognitif mereka mampu membedakan mana yang baik dan benar, namun faktanya perbuatan yang mereka lakukan dilakukan dengan sadar. Artinya, lanjut dia, bukan pendidikan yang menentukan tapi moral mereka, karena yang melakukan tindakan korupsi jelas sadar akan tindakannya.
"Harusnya dari dalam diri mereka ada rasa malu, karena mereka tahu kok itu salah dan merugikan orang lain. Bahkan mereka tahu kalau mereka makan dan memberi nafkah keluarganya dengan uang haram. Lantas masih tetap dilakukan? Apa lagi bahasa yang paling tepat untuk orang seperti ini?" tutur Psikolog Mei.
Menurutnya, orang-orang seperti ini patut dikasihani, karena mereka seolah tidak bisa mengendalikan nafsu yang ada di dalam dirinya, sehingga terkesan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. "Seperti remaja atau ABG yang memiliki kontrol diri rendah, sehingga tindakan yang dilakukan seolah tidak dipikirkan dengan matang," tegasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)