Masyarakat dan wisatawan masih diper boleh kan untuk berwisata dengan radius aman 1 km dari kawah aktif Gunung Bromo. Para wisatawan juga diimbau untuk menyiapkan masker dan kacamata untuk berjaga-jaga terhadap ada hujan abu vulkanik yang bisa mengganggu pernafasan dan bisa menyebabkan iritasi pada mata.
Gunung Bromo, menurutnya, memiliki karakteristik kegempaannya dominan tremor. Apabila terjadi erupsi, material vulkaniknya dominan abu, lapili atau kerikil, dan bom vulkanik atau lava pijar. “Gunung Bromo selama ini tidak mengeluarkan awan panas karena tipenya kaldera. Ber beda dengan Gunung Merapi atau Gunung Gamalama yang mengeluarkan awan panas,” terangnya. Menurutnya, berdasarkan kejadian-kejadian sebelumnya, dampak letusan Gunung Bromo adalah terganggunya tanaman pertanian milik para petani akibat terkena abu vulkanik.
Sementara masyarakat di wi layah Gunung Bromo belum me rasakan ada dampak yang di timbulkan akibat erupsi gunung dengan pemandangan eksotis tersebut. Belum ada dampak yang dirasakan warga juga dibenarkan oleh Kepala Sek si Pembangunan Desa Nga direjo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Edi Wardoyo.
BACA JUGA : Ani Yudhoyono Pakai Seragam Tentara, Netizen : "Ayune Jenengan"
Menurutnya, erupsi Gunung Bromo tidak berdampak pada masyarakat. Kondisi yang sama juga dirasakannya ber sama warga saat terjadi erupsi Gunung Bromo pada 2010, 2011, 2015, dan 2016. Warga masih beraktivitas seperti biasa. Mereka bercocok tanam di ladang tanpa ter penga ruh oleh erupsi tersebut.
(Dinno Baskoro)