Pun dengan penderita autis, mereka lebih sering berkomunikasi lewat ekspresi wajah dibanding mengungkapkannya melalui kata. Demikian dengan desain karakter manga yang sederhana membantu pembaca, khususnya penderita autis agar lebih mudah mengidentifikasinya.
Biasanya manga selalu disajikan dengan tampilan hitam putih, baik dibaca secara online maupun dicetak dengan menggunakan kertas buram. Ini dimaksudkan agar pembaca mengikuti bahasa visual sehingga hanya fokus pada cerita yang ditampilkan. Selain itu, penderita autis juga bisa menikmati beragam cerita, bahkan bisa belajar sekaligus menemukan minatnya .
BACA JUGA:
Manga juga tak hanya sekadar bahan bacaan, tapi juga dijadikan wadah bersosialisasi bagi para peminatnya, terutama penderita autis. Tentunya ketika mereka berkumpul, timbul rasa aman bagi si penderita autis dan tidak membuatnya canggung maupun merasa dibedakan.
(Dinno Baskoro)