Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Banyak Bencana Terjadi, Bagaimana Caranya Mengatasi Stres Pasca-Trauma?

Risda Nadiva , Jurnalis-Senin, 26 November 2018 |12:26 WIB
Banyak Bencana Terjadi, Bagaimana Caranya Mengatasi Stres Pasca-Trauma?
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

BELAKANGAN Indonesia mengalami banyak bencana, mulai dari gempa di Lombok, Tsunami di Palu dan tidak ketinggalan tragedi kecelakaan pesawat Lion Air. Sederet bencana tersebut bisa saja meninggalkan bekas mendalam baik bagi korban, maupun keluarga lainnya.

Akibatnya, banyak orang mengalami stres pasca-trauma atau yang dikenal dengan Post-traumatic stress disorder (PTSD), yang cukup parah. Efek jangka panjangnya, termasuk kilas balik, kesulitan tidur, dan kecemasan.

Selain kecelakaan dan bencana alam, banyak peristiwa yang dapat memicu gangguan termasuk perang, kejahatan, kebakaran, atau kematian orang yang dicintai. Pikiran dan ingatan pun kerap muncul kembali meskipun kejadian tersebut telah berlalu.

Melansir Medical News Today, gangguan ini diperkirakan mempengaruhi antara 7-8 persen dari populasi. Berdasarkan penelitian, wanita lebih mungkin terkena PTSD ketimbang pria.

Baca Juga: 13 Takhayul Korea yang Masih Dipercaya, Beberapa Mirip di Indonesia

Alih-alih merasa membaik seiring waktu, penderita PTSD bisa menjadi lebih cemas dan takut. PTSD pun dapat mengganggu kehidupan seseorang selama bertahun-tahun, meskipun dengan bantuan yang tepat bisa sembuh.

Biasanya, gejala PTSD dimulai dalam waktu 3 bulan dari suatu peristiwa, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi setelah kejadian tersebut. Ada beberapa ciri orang tersebut mengalami PTSD, seperti mimpi buruk, merasa peristiwa tersebut terjadi lagi dan flashback dan merasa ketakutan

Akibatnya, mereka pun kerap berkeringat, gemetar, sakit kepala, pusing, masalah perut, sakit dan nyeri, dan nyeri dada. Selain itu, dengan kurangnya tidur, maka sistem kekebalan pun melemah dan dapat menyebabkan lebih banyak infeksi serta masalah lainnya.

Baca Juga:  Video Anjing Isap Puting Majikannya, Netizen Malah Gagal Fokus

Mungkin ada perubahan perilaku jangka panjang yang berkontribusi pada masalah dan pekerjaan serta gangguan dalam hubungan. Orang tersebut mungkin mulai mengonsumsi lebih banyak alkohol daripada sebelumnya, atau menyalahgunakan obat-obatan.

Selain itu, mereka pun cenderung kesulitan untuk mengingat suatu kegiatan, memiliki perasaan bersalah dan kurang semangat dalam menjalani hidup. Sebagian juga merasa terpisah dan terasing dari orang lain, dan secara emosional dan mental mati rasa

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement