Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Peleburan Budaya Tionghoa Peranakan dan Kalimantan dalam Koleksi Vielga Wennida

Dimas Andhika Fikri , Jurnalis-Jum'at, 23 November 2018 |07:20 WIB
Peleburan Budaya Tionghoa Peranakan dan Kalimantan dalam Koleksi Vielga Wennida
Karya Vielga Wennida (Foto: Dimas/Okezone)
A
A
A

“Saya berkolaborasi dengan pengrajin batik dari Kalimantan. Saya meminta mereka mendesain batik tulis yang sesuai dengan konsep Roemah kebaya. Mereka membuatkannya, lalu saya satukan dengan kebaya encim. Untuk cuttingannya, saya sengaja meluncurkan koleksi yang bisa dipadu padankan dengan kain formal seperti kain tenun, batik, atau bawahan panjang. Tapi kalau yang memakainnya anak muda, jadi terlihat lebih kasual,” tegasnya.

Vielga tidak memungkiri, bahwa selama proses produksi ia juga menemukan sejumlah tantangan, terutama dalam memadukan warna pastel yang menjadi ciri khas Tionghoa peranakan dengan warna-warna bold khas Kalimantan.

“Ini seperti akulturasi budaya antara Tionghoa peranakan dan Kalimantan. Jadi bagaimana caranya memaduka dua warna itu untuk menonjolkan sisi peranakan dan Kalimantannya. Saya juga harus menampilkan ciri khas Roemah Kebaya yang identik dengan warna-warna cerah,” tukasnya.

Selain Vielga Wennida, 11 desainer papan atas Indonesia juga turut memamerkan koleksi mereka dalam acara Kondangan Peranakan Tionghoa 2018. Mulai dari Poppy Dharsono, Batik Sidamukti by Widhi Budimulia, Jeanny Ang, Ghea Panggabean, Boyonz Ilyas, Afif Syakur, Itang Yunasz, Siki Purnomo, Samuel Wattimena, Eko Chandra, dan Hengky Kawilarang.

(Renny Sundayani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement