“Bahan-bahan tersebut kemudian saya mix dengan batik tulis khas Kalimantan sehingga menjadi satu kesatuan antara atasan dan bawahannya,” timpalnya.
Benar saja, saat para model melenggang di atas panggung, 5 koleksi busana Vielga berhasil memukau para tamu undangan dengan suguhan warna-warna pastel yang terlihat elegan, namun tetap chic saat dikenakan.
“Motif-motif Kalimantan sengaja kit adop dan dimasukkan ke desain busana itu sendiri. Karena saya biasanya menampilkan koleksi-koleksi kebaya, untuk acara ini saya mencoba sesuatu yang sedikit berbeda yakni, menampilkan kebaya encim yang lebih ke outter dan ready to wear. Jadi bisa dipakai ke pesta dan acara-acara kasual,” jelasnya.
Lebih lanjut, Vielga mengatakan, persiapan yang ia lakukan memakan waktu selama kurang lebih tiga bulan. Dimulai dari mempelajari secara mendetail budaya-budaya khas Khalimantan, lalu ia coba terapkan pada sebuah desain sebelum akhirnya di-mix dengan nuansa Tionghoa peranakan.
Sehingga secara keseluruhan, kombinasi budaya Kalimantan dan Tionghoa peranakan dapat melebur menjadi satu dan menciptakan koleksi couter ethnik yang menarik.