“Saya sulit mempercayai orang itu karena tidak ada orang yang saya kenal 100 persen sempurna. Sedangkan seseorang yang mengatakan, 'Kamu tahu, saya akan melakukan yang terbaik, tapi saya juga bisa berbuat kesalahan kadang-kadang, dan jika itu terjadi, saya minta maaf tapi saya akan mencoba memperbaikinya,' bagi saya itu lebih bisa dipercaya. Saya akan lebih percaya pada orang semacam itu," tegas Sharp.
Satu hal yang mesti diperhatikan juga, orang logis akan mencari fakta dan informasi dan ini yang menjadi bekal keputusannya. Menurutnya, banyak orang membuat keputusan mereka berdasarkan lebih banyak emosi.
"Sekarang masalahnya muncul ketika Anda mencoba untuk berbicara logis kepada orang yang emosional, karena itu tidak akan dipakai, Anda berbicara bahasa yang berbeda. Inilah sebabnya mengapa dua belah pihak mungkin semakin sulit untuk berkomunikasi atau menemukan kesamaan. Jadi, pastikan semua berdasarkan logika bukan sekadar emosi belaka," tambah Sharp.
(Martin Bagya Kertiyasa)