Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gizi Masyarakat Indonesia Menurun, Ini Penyebabnya

Leonardus Selwyn Kangsaputra , Jurnalis-Kamis, 11 Oktober 2018 |15:45 WIB
Gizi Masyarakat Indonesia Menurun, Ini Penyebabnya
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

“Pada dasarnya tingkat kerusakan atau susut nilai disebabkan karena distribusi yang salah. Kerugian pasca-panen dibagi menjadi dua, volume loss dan quality loss. Volume loss bisa terjadi akibat kurang hati-hatinya pengiriman sehingga membuatnya berjatuhan sehingga mengurangi volume barang tersebut. Sementara quality loss terjadi karena kesalahan dalam menjaga kualitas bahan pangan yang membuatnya rusak dan tidak dapat dikonsumsi,” tutur Machmud, saat diwawancarai Okezone, Kamis (11/10/2018).

Menurut Machmud, masyarakat Indonesia banyak yang tidak memahami cara yang benar dalam mendistribusikan bahan pangan dengan baik. Alhasil banyak sekali bahan pangan yang harus terbuang sia-sia.

“Masyarakat Indonesia banyak yang salah saat mendistribusikan bahan pangan (ikan). Beberapa dari mereka justru tidak menggunakan es sebagai bahan pengawet alami. Padahal distribusi ikan tersebut sangat membutuhkan es. Beberapa nelayan bahkan mengatakan dagangannya malah menjadi tidak laku karena menggunakan es. Alhasil banyak ikan yang membusuk dan sudah tidak segar selama proses pengiriman,” lanjutnya.

Tak hanya itu, Machmud juga menjelaskan faktor lain yang membuat penjualan ikan di Indonesia menjadi kurang populer. Semuanya adalah karena stigma masyarakat yang negatif tentang ikan yang dimiliki Indonesia.

“Masyatakat Indonesia terlalu gengsi dan telah memiliki sebuah stigma yang salah. Nyatanya bukan hanya ikan salmon saja yang memiliki nutrisi tinggi. Beberapa ikan di Indonesia pun memiliki nutrisi yang tak kalah baiknya dengan salmon. Ikan di Indonesia sangat bervariasi, sehingga akan ada banyak pilihan untuk Anda,” tutup Machmud.

(Utami Evi Riyani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement