Nutrisi seimbang adalah kunci untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Memberikan dan menyediakan makanan dengan gizi seimbang adalah hal yang wajib dilakukan para orangtua.
Karena dengan nutrisi seimbang, si kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Namun, akibat pola hidup yang kurang baik, makanan yang bergizi seringkali terabaikan.
Entah itu karena orangtua yang tidak sempat menyiapkan makanan sehat untuk sarapan si kecil, atau ada faktor lain yang akhirnya membuat anak menjadi terbiasa untuk mengonsumsi makanan yang itu-itu saja dan tidak mengandung ragam nutrisi yang dibutuhkannya.
Menanggapi hal tersebut, Dokter Gizi Medik & Asian Medical Students’ Association Indonesia (AMSA-Indonesia) dr. Sylvia Irawati, M. pada momen live Instagram dengan Ketua MNC Peduli Jessica Tanoesoedibjo, dalam acara Child Nutrition - Eat Right, Better Appetite, Jumat (7/5/2021) mengatakan, ada dua dampak yang akan dialami oleh anak yang kekurangan nutrisi, yakni jangka pendek dan jangka panjang.
Berat badan tetap atau turun
Dampak jangka pendek yang akan terlihat dari si kecil ketika ia kekurangan asupan nutrisi seimbang adalah berat badannya yang stabil, atau turun.
"Dampak jangka pendek adalah berat badan flat atau turun. Setelah itu terjadi, baru kita mengenal yang namanya stunting," ujarnya.
Baca Juga : 6 Cara Efektif Penuhi Kebutuhan Gizi Anak Usia 2-5 Tahun
Stunting
Stunting adalah istilah bagi anak yang pertumbuhannya di bawah rata-rata. Ciri-ciri anak stunting adalah mereka yang pendek dibandingkan dibandingkan dari teman seusianya, serta genetik orangtuanya.
"Tinggi badannya lebih kecil daripada anak seusianya. Jadi kalau ada anak pendek, kita bandingin dulu dengan tinggi orangtuanya, apakah sesuai dengan potensi genetiknya atau tidak," jelasnya.