PENGEMBANGAN destinasi wisata di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta terus dilakukan. Terlebih lagi, kawasan objek wisata Candi Borobudur telah ditunjuk langsung oleh Presiden Joko Widodo sebagai salah satu dari 4 destinasi super prioritas.
Berbagai program telah dicanangkan Kementerian Pariwisata guna mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan, termasuk membangun infrastruktur dan memaksimalkan destinasi wisata di Kabupaten Kulon Progo, dan membuka jalur 'Menoreh'.
Jalur Menoreh merupakan jalur baru yang membelah perbukitan Menoreh, dan menjadi salah satu akses menuju Candi Borobudur di Magelang. Sehingga saat New Yogyakarta International Airport diresmikan pada 2019 mendatang, para wisatawan bisa langsung menyambangi Candi Borobudur dalam waktu singkat.
Pembangunan jalur Menoreh pun nantinya akan dilengkapi atraksi-atrakasi wisata baru sebagai alternatif bagi wisatawan. Namun yang tak kalah menarik, ternyata ada satu kawasan wisata yang turut membenahi dan membangun infrastruktur daerahnya, yakni Kabupaten Gunung Kidul.
Kawasan ini memang sudah lama menjadi destinasi favorit para wisatawan saat sedang berlibur Kota Gudeg, Yogyakarta. Garis pantai yang sangat panjang, menjadikan Gunungkidul sebagai rumah bagi 22 pantai dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Akhir pekan lalu, Okezone dan rekan-rekan media beserta rombongan PT. Bank Central Asia Tbk (BCA), berkesempatan menyusuri keindahan alam Gunungkidul selama 2 hari, 29 - 30 September 2018.
Kami memilih penerbangan paling awal guna memaksimalkan waktu yang sangat singkat. Pukul 04.00 WIB semua peserta telah berkumpul di Bandara Soekarno Hatta dan bersiap lepas landas pada pukul 05.30 WIB.
Penerbangan berjalan lancar, meski rasa kantuk masih tersisa di pelupuk mata. Pukul 06.45 WIB, kami menginjakkan kaki di Bandara Adi Sutjipto. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Bu May selaku tour leader memboyong kami ke Kopi Klotok untuk menyantap sarapan dan menyeruput secangkir kopi hangat.
Perut sudah terisi, rasa kantuk pun sudah hilang, kami langsug bergegas menuju destinasi selanjutnya. Pukul 13.00 WIB, kami tiba di Radika Paradise, Gunungkidul, setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam.
Dari kejauhan, terlihat jelas deretan mobil jeep terpakir rapih di halaman resort milik Pakar Ekonomi sekaligus Komisaris Independent BCA, Cyrillus Harinowo. Mobil inilah yang nantinya akan kami gunakan untuk mengeksplorasi dua pantai di Gunungkidul.
Mengingat medan menuju Pantai Timang didominasi jalan berkelok-kelok dan bebatuan, mobil jeep menjadi pilihan transportasi terbaik. Cukup merogoh kocek sebesar Rp500 ribu, wisatawan sudah bisa menyewa satu buah mobil lengkap dengan supirnya.
"Jangan lupa pakai maskernya ya mas," ujar salah satu pemandu wisata sembari memberikan benda tersebut kepada peserta rombongan.
Sesaat kami merasa heran. Kala itu cuaca begitu cerah. Hamparan langit biru bahkan seolah menyambut kedatangan kami, dengan hiasan gumpalan awan putih kecil-kecil yang menyelimutinya.
"Untuk apa pakai masker, bukankah aroma pantai itu menenangkan?," gumamku.
Tak selang berapa lama kemudian, suara mesin mobil memecah keheningan. Satu persatu rombongan diminta untuk menaiki mobil berkapasitas 4 orang itu. Petualangan pun di mulai. Tujuan pertama kami adalah Pantai Timang.
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi areal hutan dengan pemandangan daun-daun berguguran. Ya, sejak dahulu, Gunungkidul dikenal memiliki karakter fisik yang gersang dan cenderung kering, terlebih di musim kemarau.
Suasana mendadak riuh ketika hembusan angin menghantam iring-iringan mobil kami. Ini bukan angin biasa, namun tercampur debu pasir yang begitu tajam.
Usut punya usut, di depan kami, sedang dilakukan pelebaran jalan untuk mempermudah akses menuju beberapa destinasi wisata di Gunungkidul, termasuk jalur menuju Pantai Timang.
"Pantas tadi disuruh pakai masker. Debunya banyak banget. Daritadi saya kelilipan," bisik Syaripudin, salah satu peserta rombongan.