INDONESIA telah lama diketahui sebagai negara bahari karena memiliki belasan ribu pulau dan perairan yang luas. Kekayaan ini merupakan bekal bagi pemerintah pusat dan daerah untuk tarik wisatawan lebih banyak dibanding negara lainnya.
Wisata layar pun dibuat untuk mempromosikan dan menarik kunjungan wisatawan asing dengan yacht atau kapal layar ke daerah-daerah pesisir dan laut Indonesia. Lewat Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan John Martin, yacht rally organizer dari New Zealand menyelenggarakan internasional yacht rally bertajuk, Wonderful Sail2Indonesia (WS2I) 2018.
Menurut Dwisuryo Indroyono Soesilo Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata mengatakan, acara ini akan jadi branding wisata layar yang prestisius bagi Indonesia di kancah dunia karena diikuti oleh 120 yacht atau kapal layar dari 15 negara. Wonderful Sail2Indonesia ini terdiri dari 5 reli layar dunia, yang rutenya akan mengelilingi pulau-pulau Indonesia, dengan total rute sepanjang 7.000 kilometer perairan Indonesia.
"Indonesia telah memiliki branding wisata layar yang prestisius, yaitu Wonderful Sail 2 Indonesia, yang terdiri dari 5 reli layar dunia, yakni Wonderdul Sail Anambas To Natuna, Wonderful West Kalimantan Rally, Back To Down Under Rally, Wonderful Sail2Indonesia 2018, dan Wonderful Sail Indonesia," kata Indroyono, dalam pemaparannya di jumpa pers launching Wonderful Sail2Indonesia 2018, Jakarta, Senin (25/6/2018).
(Baca juga: Jangan Sembarangan Minum Obat, Salah-Salah Tingkatkan Risiko Batu Ginjal)
Wonderful Sail2Indonesia yang akan dimulai pada 25 Juli 2018 mendatang, menurut Indroyono akan jadi reli layar terbesar di dunia, karena diikuti 120kapal layar dari 15 negara dan menyinggahi 53 titik destinasi di perairan Indonesia. Dimulai dari New Zealand reli layar Wonderful Sail2Indonesia (WS2I) akan berlangsung dari Juli hingga November dan masuk ke Indonesia melalui entry port Debut di Kabupaten Maluku Tenggara.
"Seluruh peserta WS2I sebanyak 70 yacht akan singgah di 21 destinasi titik labuh di seluruh Indonesia dan akan mengakhiri pelayaran wisatanya atau keluar dari perairan Indonesia melalui exit port Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau pada 26 November 2018 mendatang," jelas Raymond T. Lesmana, Anggota Bidang II tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata.