Padahal, lanjut dia, motif tersebut memiliki makna sebuah harapan dari orang tua agar anaknya memiliki suami yang selalu memberikan perhatian dan cinta.
Sementara itu, Permaisuri Paku Alam X, GKBRAy Paku Alam juga berharap agar pameran tersebut bukan merupakan pameran terakhir tetapi bisa menjadi pameran pertama yang diikuti pameran-pameran berikutnya.
"Siapa lagi yang akan menjaga warisan budaya ini jika bukan kita. Generasi muda harus bisa mengenal warisan budaya yang luhur ini," katanya.
Pada pameran tersebut, Keraton Yogyakarta menampilkan 14 lembar kain batik dan Puro Pakualaman menampilkan 12 lembar kain batik.
(Baca Juga: Mengenal Sejarah Batik Hingga Klaim dari Negeri Jiran)