Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pasca-Kebakaran, Kunjungan ke Museum Bahari Masih Diminati

Renny Sundayani , Jurnalis-Selasa, 13 Februari 2018 |15:14 WIB
Pasca-Kebakaran, Kunjungan ke Museum Bahari Masih Diminati
Museum Bahari (Foto: Okezone)
A
A
A

Selain menjadi tempat penyimpanan harta berharga VOC, museum itu juga sempat digunakan menjadi gudang logistik dan senjata. Danindra menilai koleksi maritim yang berada di bagunan tertua peninggalan VOC itu menjadi yang paling lengkap.

Menurut Kepala Museum Bahari Husnison Nizar, bagian tertua dari museum ini mulai dibangun pada 1652 semasa akhir kepemimpinan Gubernur Jendral Christoffel van Swoll. Pembangunannya pun dilaksanakan bertahap hingga 1774.

"Pada masa VOC, gedung ini berfungsi sebagai gudang penyimpanan, pemilihan, penjemuran, dan pengepakan rempah-rempah. Pada saat itu rempah yang banyak di sini seperti kopi, dan teh," ungkapnya.

Selain itu sisi barat Museum Bahari dulunya dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat, juga kerap digunakan untuk penyimpanan sejumlah komoditi berharga yang dijual di Nusantara. Seperti tembaga, timah hingga tekstil milik VOC.

Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT untuk gudang. Masih dalam bangunan yang sama sejak VOC, barulah Museum Bahari diresmikan pada tahun 1977 oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, lengkap dengan menara-menara kawal VOC di dalamnya.

(Renny Sundayani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement