Ia pun mengingatkan, kondisi seperti ini bisa dialami siapa saja termasuk para profesional yang terlihat sukses. Dr. Yuliana bahkan mengajak seorang rekan dokter, dr. Richard, untuk melihat ke dalam diri sendiri. “Kenapa saya secapek ini? Kenapa saya tidak bisa tenang? Kenapa saya selalu merasa harus lebih, lebih, dan lebih lagi?” tanyanya.
Ia menambahkan, dalam proses mengejar pencapaian, sering kali orang tua justru kehilangan momen berharga bersama anak-anak. Padahal, menurutnya, masa-masa tumbuh kembang anak tidak akan bisa diulang.
“Lebih baik kita membangun anak-anak yang kuat daripada memperbaiki orang dewasa yang rusak. Itu jauh lebih sulit. Uang tidak akan banyak berarti kalau akhirnya kehilangan kehangatan dan koneksi dengan keluarga,” tegasnya.
Melalui kisah ini, dr. Yuliana mengajak masyarakat untuk tidak mengabaikan sinyal-sinyal kelelahan batin. Menjaga kesehatan mental bukan hanya soal pikiran yang tenang, tetapi juga bagian penting dari menjaga kesehatan fisik secara menyeluruh termasuk lambung dan jantung.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)