MALANG - Peternak sapi di Kota Malang untung dua kali lipat usai sapi peliharaannya dibeli oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Sapi berjenis simental seberat 960 kilogram itu lolos seleksi dari Istana Kepresidenan.
Sapi itu akhirnya dibayar lunas seharga Rp75 juta oleh staf dari Istana Kepresidenan pada Senin 26 Mei 2025 sore.
Susanto Hari Asmoro peternak sapi mengungkapkan, sapinya dibeli Presiden Prabowo Subianto setelah dipelihara selama dua tahun. Sapi itu dibelinya pada 2023 dari seorang makelar di Pasar Hewan Karangploso.
"Saat itu saya beli Rp57 juta dapat dua ekor, satunya sapi yang dibeli Pak Presiden Prabowo Subianto itu. Satunya enam bulan lalu sudah laku juga tapi dibeli oleh belantik (istilah makelar sapi)," ucap Susanto Hari Asmoro, ditemui di rumahnya di Jalan Akordion Utara Gang Selep Nomor 47 RT 3 RW 1, Kelurahan Tunggulwulung, Lowokwaru, Kota Malang.
Selama dua tahun dipeliharanya, dua ekor sapi yang dibelinya itu dipelihara sedemikian rupa. Ia dibantu oleh sang adik merawat dua dari total lima ekor sapi yang kini dimilikinya. Sapi-sapi itu rutin diberikan makan sentrat, polar, hingga ampas tahu, atau jika ada rezeki ditambahkan dengan ampas kedelai.
"Rutin juga dikontrol kesehatannya, pokok saya pesan ke adik yang merawat itu kesehatan kandang dijaga, kebersihan kuku, dimandikan tiga kali seminggu juga, supaya sapinya tetap bersih. Mantri dari dinas peternakan juga kerap datang ngontrol kesehatan sapinya," ujarnya.
Bahkan untuk menjaga daya tahan tubuh sapi, tak jarang dalam sebulan sekali ia memberikan minuman jamu berupa telur kampung dicampur dengan semacam bubuk kopi sebagai jamu untuk ramuan, guna menjaga daya tahan tubuh. Ketika sapinya agak kurang enak badan, biasanya ia memanggil tim dokter dan tenaga kesehatan dari Dinas peternakan untuk menyambangi sapi di kandangnya pada Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
"Vitamin jamu telur kampung itu untuk menjaga kesehatan sapi. Supaya daya tahan tubuh sapinya juga fit, itu ngasihnya sebulan sekali atau dua kali, tidak sering, tapi yang paling penting menjaga kebersihan kandang, pakan ternak, dan hewannya," jelasnya.
Jerih payahnya dan sang adik membesarkan sapi membuahkan hasil. Sapi itu melewati seleksi yang diajukan oleh Dinas Peternakan Kota Malang dan Provinsi Jawa Timur, kemudian diajukan ke Istana Kepresidenan untuk dibeli oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Alhamdulillah lakunya sudah tinggi sekali, Rp75 juta itu sudah mahal, meskipun ada yang bilang dari peternak - peternak lain harusnya di atas Rp80 juta, tapi segitu susah untung. Dulu belinya 57 juta dua sapi," terangnya.
Harga sapi itu bahkan lebih mahal dari harga sapi satunya yang dibelinya bersamaan dengan sapi yang dibeli Presiden Prabowo Subianto. Sapi yang juga berjenis simental itu seberat lebih dari satu ton terjual ke makelar sapi, sebesar Rp45 juta.
"Sapi itu terjual enam bulan lalu dibeli sama belantik sapi, beratnya satu ton lebih, kalau mungkin sapi yang itu masih, ya saya kasihkan yang itu untuk Pak Prabowo, tapi sayang sudah nggak ada, yang besar tinggal sapi itu (seberat 960 kilogram)," ungkap pria berusia 39 tahun itu
Rencananya uang dari pembayaran sapi oleh Presiden Prabowo Subianto akan dibelikan sapi lagi sebanyak dua ekor. Sapi-sapi itu kemudian dikembangbiakkan lagi agar memiliki nilai jual tinggi. Ia berharap bisa kembali mengembangbiakkan sapi dan kembali dibeli Presiden Prabowo Subianto tahun depan.
"Alhamdulillah sudah untung, mau dibelikan sapi lagi, kami juga kembangkan sapi 4 ekor yang belum terjual itu, siapa tahu bisa beratnya lebih dari satu ton, supaya bisa dibeli Pak Prabowo lagi," tuturnya.
Sapi itu rencananya akan diperiksa kesehatannya setiap dua sekali sebelum dibawa ke Masjid Jami' Malang, untuk diserahterimakan ke Wali Kota Malang dan disembelih ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Mergosono, pada Hari Raya Idul Adha 6 Juni 2025 mendatang.
"Ini sapinya terus dipantau oleh dinas peternakan, dipantau dua hari sekali untuk kesehatannya. Makanya sama orang dinasnya, nggak diperkenankan sembarang orang masuk ke kandang, takutnya menularkan PMK," tandasnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)