Tak heran bila banyak orang tua yang membawa anaknya ke tempat terapi. Namun umunya banyak orang tua tidak tahu, kalau anaknya sebenarnya terkena gangguan bicara, dan menganggap sang anak mengidap autisme.
"Jadi memang banyak yang mengira anaknya itu autis, padahal tidak. Melainkan anak tersebut memiliki gangguan reflek dan sensorik," jelasnya lagi.
Akhirnya, anak harus menjalani terapi dengan mengurangi screen time. Barulah secara perlahan anak menjadi mulai lebih fasih dalam berbicara.
"Begitu kita mengurangi paparan dari screen time pada anak, baru muncul suara anaknya, dia juga mulai berbicara, karena memang screen time itu sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak," tutup Rosdiana.
(rpa)
(Kemas Irawan Nurrachman)