BARU-BARU ini masyarakat Bekasi dihebohkan dengan penemuan 7 mayat di kali Bekasi. Diduga, mereka adalah para pelajar yang melompat ke kali untuk menghindari tawuran.
Bagi mereka yang memiliki anak laki-laki, tentu saja khawatir jika anaknya terlibat tawuran. Apalagi, jika orang tua tidak bisa mengawasi anaknya setiap saat.
Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), meminta orang tua dan guru membuka ruang dialog seluas-luasnya dengan anak agar terhindar dari aktivitas negatif seperti perkelahian antar siswa.
“Fasilitasi seluas-luasnya ruang berdialog bagi remaja, baik di rumah maupun di sekolah, agar mereka mempunyai kemampuan mengembangkan kesadaran diri dalam mengambil keputusan tanpa mudah terpengaruh, terutama oleh hal-hal negatif," kata Novi seperti dilansir dari Antara.
Novi menyadari pentingnya komunikasi antara orang tua dan remaja untuk memahami perasaan, keinginan dan hasratnya sehingga lebih mudah diarahkan pada kegiatan positif. Akhir-akhir ini pemukulan sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan remaja SMA.
Menurut Novi, sebagian anak hingga usia remaja perlu menyalurkan kekuatan fisiknya. Oleh karena itu perlu diarahkan pada aktivitas fisik seperti pencak silat atau olah raga lainnya.