Ada beberapa penelitian sebelumnya yang mengemukakan bahwa kurang tidur merupakan penanda diagnosis kesehatan mental dan dikaitkan dengan gejala kecemasan, depresi, dan psikosis.
Kyle T Ganson menjelaskan mekanisme yang menghubungkan gejala dismorfia otot yang lebih besar dan kualitas tidur yang buruk memiliki banyak aspek. Salah satunya yaitu mereka yang memiliki intoleransi lebih besar terhadap penampilan mereka, memiliki pemikiran obsesif, dan yang mengalami kecemasan terkait tubuh dan otot mungkin mengalami gangguan tidur.
Selain itu, mereka yang melakukan olahraga atau latihan pembentukan otot di malam hari kemungkinan besar akan mengganti jam tidurnya dengan berolahraga. Apalagi jika mereka mengkonsumsi suplemen makanan untuk menunjang latihannya, yang mana bisa berakibat pada jam tidur loh!
Produk-produk suplemen makanan cenderung mengandung kafein atau stimulan lain dalam kadar tinggi, yang dapat berdampak negatif pada tidur.
“Produk-produk ini cenderung mengandung kafein atau stimulan lain dalam kadar tinggi, yang dapat berdampak negatif pada tidur. Selain itu, steroid anabolik-androgenik, yang biasa digunakan pada penderita dismorfia otot, juga terbukti berdampak negatif pada tidur,” pungkasnya.
(Rizky Pradita Ananda)