Waspada! Kualitas Tidur Buruk Pengaruhi Kesehatan Mental

Devi Pattricia, Jurnalis
Kamis 29 Februari 2024 16:46 WIB
Kualitas tidur pengaruhi mental, (Foto: Jcomp/Freepik)
Share :

TIDUR berperan sangat besar bagi kesehatan tubuh manusia. Pola tidur yang teratur setiap harinya, bukan hanya berdampak baik pada suasana hati mau pun kondisi kesehatan seseorang.

Terlebih pada masa tumbuh kembang remaja yang memasuki dewasa muda, tidur menjadi salah satu proses penting untuk pikiran dan kesehatan mental.

 BACA JUGA:

Sebuah penelitian terbaru dari jurnal Sleep Health yang mengungkapkan bahwa adanya hubungan antara kurang tidur dan indikasi dismorfia otot yang belakangan ini marak dialami oleh tren kalangan anak muda.

Melansir Hindustan Times, Kamis (28/2/2024), penelitian ini telah melibatkan lebih dari 900 remaja dan dewasa muda. Dari penelitian ini, ditemukan adanya peserta yang mengalami lebih banyak gejala dismorfia otot akibat jam tidurnya lebih sedikit dan lebih sulit untuk tertidur.

Penulis utama yang juga asisten profesor di Fakultas Pekerjaan Sosial Faktor-Inwentash Universitas Toronto, Kyle T Ganson mengungkap bahwa kualitas tidur yang buruk bisa berpengaruh buruk pula terhadap kesehatan mental, termasuk dismorfia otot.

“Tidur yang buruk damenimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi remaja dan dewasa muda, termasuk meningkatnya gejala kesehatan mental yang negatif,” jelas Kyle T Ganson.

Dismorfia otot merupakan suatu kondisi psikopatologis yang mempengaruhi pikiran dan perilaku pengidapnya dengan cara yang bermasalah. Orang yang mengidap dismorfia otot umumnya mempercayai bahwa tubuh mereka kecil dan lemah.

Mereka dengan massa otot di atas rata-rata yang tetapi mengidap dismorfia otot, cenderung menganggap diri mereka kekurangan massa otot yang signifikan. Padahal aslinya kondisinya, sangat baik dan otot yang berkembang dengan baik.

“Tidur yang buruk di antara orang-orang yang mengalami gejala dismorfia otot sangat memprihatinkan karena dapat memperburuk gangguan fungsional dan sosial yang sering dilaporkan orang-orang ini, serta meningkatkan pemikiran dan perilaku untuk bunuh diri,” tambah Kyle.

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang mengemukakan bahwa kurang tidur merupakan penanda diagnosis kesehatan mental dan dikaitkan dengan gejala kecemasan, depresi, dan psikosis.

Kyle T Ganson menjelaskan mekanisme yang menghubungkan gejala dismorfia otot yang lebih besar dan kualitas tidur yang buruk memiliki banyak aspek. Salah satunya yaitu mereka yang memiliki intoleransi lebih besar terhadap penampilan mereka, memiliki pemikiran obsesif, dan yang mengalami kecemasan terkait tubuh dan otot mungkin mengalami gangguan tidur.

Selain itu, mereka yang melakukan olahraga atau latihan pembentukan otot di malam hari kemungkinan besar akan mengganti jam tidurnya dengan berolahraga. Apalagi jika mereka mengkonsumsi suplemen makanan untuk menunjang latihannya, yang mana bisa berakibat pada jam tidur loh!

Produk-produk suplemen makanan cenderung mengandung kafein atau stimulan lain dalam kadar tinggi, yang dapat berdampak negatif pada tidur.

“Produk-produk ini cenderung mengandung kafein atau stimulan lain dalam kadar tinggi, yang dapat berdampak negatif pada tidur. Selain itu, steroid anabolik-androgenik, yang biasa digunakan pada penderita dismorfia otot, juga terbukti berdampak negatif pada tidur,” pungkasnya.

(Rizky Pradita Ananda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya