MEAT & Livestock Australia (MLA) kembali menggelar event National Butchery and Cooking Competition. Berkolaborasi dengan Trade and Investment Queensland (TIQ), kompetisi ini telah menjadi platform utama untuk menampilkan bakat chef Indonesia dan memperdalam pengetahuan mereka tentang dunia daging sapi Australia.
Kompetisi ini diikuti oleh para chef yang dibagi dalam dua kategori, yaitu kategori chef muda dari sekolah kuliner/pariwisata dan chef professional. Mereka berasal dari empat kota besar di Indonesia, Jakarta, Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Perwakilan para chef muda dan chef profesional dari masing-masing kota berkumpul di kompetisi grand final yang diselenggarakan di Hotel Raffles Jakarta, Kamis (30/11/2023) setelah berhasil menang di babak semifinal sebelumnya yang diselenggarakan di kota masing-masing.
Pada babak Grand Final, kategori Chef Muda (dari sekolah kuliner) terdiri dari Universitas Podomoro (Jakarta), Politeknik Pariwisata Makassar (Bali & Indonesia Timur), Sekolah Budi Mulia (Jawa Tengah), dan Akademi Pariwisata NHI Bandung (Jawa Barat).
Sedangkan empat tim dari kategori Professional Chef terdiri dari Raffles Hotel (Jakarta), Holiday Inn (Bali & Indonesia Timur), Chandari Heaven (Jawa Tengah), dan Meatshop & Gourmet Indoguna (Jawa Barat).
Pada ajang grand final ini, para peserta diminta untuk menyajikan makanan khas Indonesia dengan bahan dasar daging sapi Australia. Diberi waktu 2 jam, para peserta nampak mulai meracik semua bahan hingga menjadi hidangan istimewa.
Momen yang ditunggu-tunggu pun tiba, para juri mengumumkan daftar pemenang untuk masing-masing kategori. Untuk kategori Chef Muda dimenangkan oleh Akademi Pariwisata NHI Bandung (Jawa Barat). Chef Muda ini adalah Fahmi dan Michel dengan membuat sajian yang terinspirasi dari masakan padang.
“Sausnya pakai saus gulai buat steaknya, terus kita pakai dendeng batokok. Karbonya pakai nasi terus kita tambahin bumbu kalio,” ujar Fahmi kepada media saat ditemui usai acara Grand Final National Butchery and Cooking Competition. Berkolaborasi di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Kedua mahasiswa semester 6 ini tentunya memiliki alasan tersendiri memilih masakan Padang sebagai inspirasinya. “Kayaknya kalau buat masakan Padang di Indonesia paling common. Di kita manapun pasti ada dan sangat familiar. Jadi paling aman kita pilih,” jelasnya.
Michael berharap acara seperti akan terus ada, apalagi menurutnya butchery ini masih sangat jarang. “Harapannya bisa lebih baik lagi, apalagi di butchery karena ilmunya nggak semua orang dapat. Nggak bisa motong daging sebesar itu dari supplier terbaik bisa handle daging,” terangnya.
Sementara itu, untuk pemenang pertama untuk kategori Chef Profesional dimenangkan oleh Holiday In Nusa Dua yang diwakili oleh Krisna dan Ari. Krisna mengatakan menu kali ini dia membuat sajian nusantara yang disajikan di dalam rantang.
“Jadi kebetulan dari tahun 2000an ini makin modern style dan rantang hampir dilupakan, padahal banyak rantang yang memiliki bentuk modern. Kita ambil rantang untuk presentasi tapi teknik masaknya tetap tradisional,” jelas Krisna.
Untuk masakannya sendiri keduanya menyajikan sapi bumbu kalio, sapi bakal, sambal beberuk, nasi teri, dan sambal embe.“Kita ambil dari masing-masing daerah di Indonesia, kita gabung jadi satu karena temanya Indonesia,” ungkapnya.
Krisna mengaku tidak merasa kesulitan untuk membuat sajian ini, sebab dia sudah terbiasa. Namun Krisna merasa deg-degan. “Namanya kompetisi ada nervousnya, harus main di luar kota kita. kesulitannya dari teknik enggak ada, di sini hanya nervous aja, karena udah biasa kita lakukan (masak) nothing to lose aja,” tutupnya.
Seperti diketahui, selain kompetisi, program ini juga dirancang dengan pelatihan pemotongan daging untuk membekali para peserta dengan pengetahuan tentang potongan daging sapi Australia serta teknik pemotongan daging sebelum kompetisi memasak berlangsung.
(Martin Bagya Kertiyasa)