Alasan Kenapa Orang Jawa Medok, Simak di Sini Penjelasannya

Kiswondari, Jurnalis
Senin 04 September 2023 16:30 WIB
Alasan Kenapa Orang Jawa Medok, (Foto: Tirachardz/Freepik)
Share :

ALASAN Kenapa Orang Jawa Medok, akan bisa Anda ketahui lewat pembahasan singkat di artikel ini. Gaya atau aksen bicara orang yang medok, bagi sebagian orang memang menarik dibahas.

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) medok sendiri artinya adalah aksen daerah yang kental. Dengan demikian, setiap penutur bahasa daerah yang fasih pastilah medok, termasuk juga orang Jawa yang sering disebut medok saat berbahasa Jawa, termasuk saat berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris.

Namun, karena pengertian medok tidak hanya merujuk satu suku saja, maka tidak hanya orang Jawa yang medok saat berbicara. Orang Batak, orang Sunda, orang Padang, orang Papua, dan orang daerah lainnya akan medok saat berbahasa daerahnya, dan masih terdengar aksennya saat berbicara bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris.

 BACA JUGA:

Lalu yang jadi pertanyaan, kenapa orang Jawa medok? Dikutip dari berbagai sumber dan penafsiran pada Senin (4/9/2023) pertama akan dibahas terlebih dahulu apa yang dimaksud orang Jawa adalah orang yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Alasan kenapa orang Jawa medok karena fonologi dari bahasa Jawa itu sendiri atau pelafalannya.

 BACA JUGA:

Fonologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan dari alat ucap manusia. Apalagi jika bahasa Jawa itu merupakan mother tongue atau bahasa Ibu yang dia pelajari dan ia gunakan pertama kali sejak ia lahir, maka aksennya akan melekat, kecuali orang itu telah tinggal lama dari daerahnya dan kesehariannya menggunakan bahasa lain selain bahasa Jawa.

Bahasa Jawa atau Hanacaraka memilki enam fonem vokal yang masing-masingnya memiliki dua variasi pengucapan (alofon), kecuali fonem /ə/.

(Alasan Kenapa Orang Jawa Medok, Foto: Freepik) 

Sementara, konsonan dalam bahasa Jawa dibagi ke dalam sembilan kelompok yakni sebagai berikut;

1. Konsonan Bilabial: Penghambat atrikulator aktifnya adalah bibir bawah dan artikulator pasifnya adalah bibir atas, yang meliputi kononan /p/ /b/ dan /m/.

(Alasan Kenapa Orang Jawa Medok, Foto: Tirachardz/Freepik)
 
2. Konsonan apiko-dental: Penghambat aktifnya ialah lidah ujung dan artikulator pasifnya ialah gigi atas. Konsonan apiko dental terdiri dari fonem /t/ dan /d/.
 

3. Konsonan apiko-alveolar: Konsonan apiko-alveolar terjadi terdiri dari fonem /n/, /l/ dan /r/.

4. Konsoanan apiko-palatal: Konsonan apiko-palatal terjadi bila artikulator aktifnya adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras.

5. Konsonan apiko-palatal meliputi / ǝ/, /ɔ/.

(Alasan Kenapa Orang Jawa Medok, Foto: Instagram) 

6. Konsoanan medio-palatal: Konsonan medio- palatal terjadi bila artikulator aktifnya adalah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras. Konsonan medio- palatal meliputi [c, j].

7. Konsoanan darso-velar: Konsoan darso-velar terjadi bila artikulator aktifnya ialah pangkal lidah dan artikulator pasifya langit-langit lunak. Bunyi yang dihasilakan ialah [k, g, dan ǝ].

 

(Alasan Kenapa Orang Jawa Medok, Foto: Instagram)


8. Konsonan laringal: Fonem /h/ merupakan geseran leringal dalam bahasa Jawa konsonen ini

berdistribusi pada awal kata, tengah kata dan akhir kata.

9. Konsonan glottal stop: Menekan rapat yang satu terhadap yang lain pada seluruh pajangnya pita suara, langit-langit lunak berserta anak tekaknya dikeataskan, sehingga arus udara terhabat beberapa saat.

 

(Alasan Kenapa Orang Jawa Medok, Foto: Sekretariat Presiden)

Dengan merapatnya sepanjang pita suara maka glottis dalam keadaan tertutup. Secara tiba-tiba kedua selaput pita suara itu dipisahkan, terjadilah letupan udara keluar, dan terdegarlah bunyi.

Demikianlan penjelasan mengenai alasan kenapa orang Jawa medok, yang dikutip dari berbagai sumber yang ditafsirkan. Semoga dapat menjawab pertanyaan para Okezoner semua.

(Rizky Pradita Ananda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya