Korea Selatan
Di Korea Selatan, kari diperkirakan muncul setelah Perang Dunia II. Hal ini dikarenakan selama perang, Jepang menjajah Korea dan sekitar 2,4 juta orang Korea tinggal di Jepang.
"Setelah Jepang menyerah, sebagian besar dipulangkan ke Korea, hanya sekitar 600.000 yang tersisa," jelas Colleen Sen penulis buku Curry: A Global History.
Ketika berada di Jepang, orang Korea mulai menyukai makanan lokal, termasuk kari, dan kemudian mencoba membuat ulang resep sesuai lidahnya di rumah. Kari menjamur setelah sebuah perusahaan bernama Ottogi memproduksi bubuk kari siap pakai dan kari instan pada 1960-an.
Sejak itu, nasi kari (semangkuk daging sapi, wortel, kentang dan bawang di atas nasi) dan kari tteokbokki - saus semur dengan tteok (kue beras), kue ikan, sayuran dan telur telah menjadi dua masakan rumahan paling populer.
Thailand
Ketika abad keempat, pedagang India dan misionaris Buddha diperkirakan telah menyebarkan rempah-rempah seperti asam dan bawang putih, bawang merah, jahe dan serai di seluruh Thailand.
Dengan berjalannya waktu, orang Thailand mulai eksperimen dan memasukkan bahan-bahan ini ke dalam masakan mereka sendiri, yang memunculkan kari pedas yang terkenal di negara ini.
Hidangan kari Thailand bervariasi di seluruh negeri. Secara umum, Kari di utara Thaliand lebih kering dan yang lebih basah berada di Thailand tengah dan selatan, karena santan disana lebih umum.
Kari Thailand (atau "gaeng" dalam bahasa Thailand) biasanya mengandung pasta udang fermentasi, serta serai dan gula aren.
(Helmi Ade Saputra)