Sedangkan untuk hidangan, menu yang dihidangkan memang variasnya tidak terlalu banyak. Namun diungkapkan Widi harus alias wajib hadir di perayaan Imlek di keluarga besarnya, “Pokoknya kue keranjang, jeruk mandarin, ayam merah (hidangan ayam menggunakan jahe dan memiliki kuah sup warna merah, mi, aneka manisan, hingga kue lapis legit itu wajib ada,” imbuhnya.
Kebiasaan wajib lainnya dalam merayakan Imlek di keluarga perempuan berusia 33 tahun ini, saat malam Imlek Widi dan keluarga besarnya memiliki tradisi untuk tengah malam pergi ke vihara untuk menonton pertunjukkan barongsai bersama-sama. Maka dari itu, tak heran di malam Imlek, biasanya seluruh keluarga akan begadang hingga dini hari di rumah sanak keluarga yang paling tua. Keesokan pagi harinya barulah melakukan kunjungan ke rumah saudara-saudara lainnya.
Selain itu, Widi mengaku kebiasaan wajib seperti contohnya soal angpau dilakukan tidak berbeda dengan para etnis Tionghoa lainnya. Sudah menjadi kebiasaan wajib untuk bagi yang sudah menikah wajib memberikan angpau kepada sanak-keluarga yang belum menikah. Meskipun usia sang pemberi lebih muda daripada yang menerima angpau.
“Nominal sih enggak ada batasan wajibnya, yang penting enggak boleh kelipatan empat. Kita yang sudah nikah wajib kasih angpau ke anggota keluarga yang belum menikah, meskipun yang sudah nikah ini usianya jauh lebih muda,”pungkas Widi.
(Dinno Baskoro)